Tahun Baru, Kerjaan Baru, Gue yang Baru *aseeeeeeeeeek

It's been a year!

Susah emang niatin nulis. Ide banyak banget. Saking banyaknya lari ke sana kemari, nggak ada satu pun yang tinggal di sini *nunjuk otak.

Banyak banget yang berubah selama satu taun. Tapi, banyak juga yang nggak berubah. Gue masih gini-gini aja meskipun udah nggak gini-gini banget. Ngomong apa sih?

Awal tahun. Rumah kedua gue nggak lagi sama. Yup. Gue mulai jadi kutu loncat, yang konon katanya emang bawaannya Gen-Y. Is that true? Nggak juga. Ya bisa jadi ini pembenaran aja sih.

Gue bukan tipe orang yang suka tantangan. Bukan gue banget. Itu sebabnya gue memutuskan "mengkhianati" jurusan gue--jurnalistik, dunia yang penuh tantangan--ke jalan yang lebih stabil, konsisten, dan (kata orang) membosankan.

Editor adalah pekerjaan pertama gue. Bukan editor koran atau berita. Itu tetap penuh tantangan. Editor buku. Tetap memiliki tantangan namun lebih stabil dan pasti, terutama dari jam kerja. Bekerja di salah satu perusahaan penerbitan terkenal tentu jadi suatu kebanggaan tersendiri. Apalagi gue bisa dapet novel-novel atau komik gratisan. Siapa yang nggak suka ketika hobi dan pekerjaan berjalan beriringan?

Pekerjaan menjadi editor itu sangat menyenangkan, meski beberapa teman gue bilang "Lo nggak bosen?". Jawabannya enggak. Ya bosen sih pasti ada kadang tapi porsinya nggak gede. Terus kalau nggak bosen kenapa pindah kerja? Ada beberapa hal yang ternyata gue ga bisa jalanin di sana. Daripada jadi benalu, sebaiknya cukup tau diri saja. Gue pun pindah.

Keputusan gampang? Jelas enggak.
Sulit banget? Iya.

Banyak yang gue "pertaruhkan", mulai dari keamanan status gaji, status karyawan, lingkungan yang menyenangkan, dan pekerjaan yang gue sukai.

Jadi, pekerjaan sekarang nggak enak? Dan nggak suka?
Kata siapa? Gue sangat bersyukur juga bisa dapat pekerjaan baru ini. Namun, adaptasi di setiap lingkungan baru itu emang wajar terjadi.

Tahun baru, kerjaan baru, dan boleh dibilang "gue yang baru". Asik.

Gue yang nggak suka tantangan dan lebih senang di zona nyaman sekarang "keluar" dari zona itu meski susah payah.
Kata orang, keluar dari zona nyaman ibarat kita baru mau numbuh gigi. Sakit, tapi itu suatu tanda bahwa kita lagi bertumbuh untuk menuju ke satu tahapan yang lebih tinggi.

Jadi gimana nanti gue ke depannya?
Ya, doain aja. Pasti akan selalu ada yang bisa diambil dari suatu kejadian hidup.

Tinggal guenya aja yang "pintar" menerjemahkan atau enggak. HAHA!


So, see you in a month (?)