Bukan tahun baru, ulang tahun sering jadi momen reflektif.
Sering jadi momen buat nginget-nginget masa lalu.
Kadang, kangen juga, ya, masa-masa di mana masalah hidup terberat cuma dapet nilai 'TL' buat ulangan Fisika gara-gara saking jeleknya nilai dan gurunya males ngasih nilai angka.
Kangen masa-masa di mana pas bangun tidur pagi hari di weekday, yang di pikirin, "Males banget sekolah, mau libur."
Kangen masa-masa di mana bangun pagi pas Minggu hari rasanya lumayan slow living tanpa harus ke Bali atau Jogja, bangun pagi, nungguin Mama masak sarapan, Papa masih tidur, Kakak bangun siang, Adik udah di depan TV, udara masih adem.
Kangen masa-masa mengeluh Senin pagi, "Pelajaran pertama Matematika, nggak ngerti lagi cara ngerjain PR-nya."
Kangen masa-masa di mana hal-hal yang bikin keringet dingin cuma sebatas dimarahin guru karena ngobrol terus pas lagi diterangin.
Kangen masa-masa, "Gue harus ikut tes SNMPTN sama ujian mandiri di Univ A, B, C."
Masa-masa itu,
Seolah semua peluang masih terbuka lebar banget.
Seolah jalan masih panjang.
Belum terpapar banyak ketakutan, kecemasan, dan cerita pengalaman buruk orang-orang yang mungkin jadi salah satu kemungkinan masa depan kita.
Kangen juga fase kebahagiaan hidup sesederhana, "Ih, gue bentar lagi lulus kuliah."
Kebahagiaan tanpa sepenuhnya sadar, bahwa itu adalah pintu baru untuk setiap fase kehidupan yang lebih besar.
Tapi, kerinduan itu jadi bukti.
Setiap hal yang dulu dianggap berat, kini tampak sepele, adalah bukti bahwa diri ini bertumbuh. Iya, kan?
Jadi, kalau dulu bisa, yang hari ini pun, akan terasa sama kan nantinya di masa depan?